Main Article Content

Abstract

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis ketentuan hukum nasional dalam pengelolaan perikanan berbasis masyarakat (PPBM). Penulis menggunakan kerangka analisis Kuemlangan dan Teigene dalam artikelnya yang berjudul: “An Overview Of Legal Issues And Broad Legislative Considerations For Community Based Fisheries Management.” Tidak ada cetak biru dalam menciptakan kerangka hukum bagi PPBM namun hukum akan menentukan pengaturan mengenai PPBM. Perlu untuk melakukan penilaian terhadap penerimaan konstitusi atas PPBM dengan contoh hak kepemilikan bersama serta bagaimana desentralisasi kewenangan pengelolaan diatur. Penulis menemukan kemungkinan adanya konflik berdasarkan UU Perikanan, UU PWP3K dan UU Pemda dalam pengelolaan sumber daya perairan dan laut. Desa sebagai peluang penciptaan PPBM dapat menerapkan empat prinsip yaitu jaminan, ekslusivitas, keberlangsungan serta fleksibilitas. Tetapi terdapat hambatan dengan tidak terintegrasinya PPBM dalam kerangka hukum perikanan yang lebih luas. Penulis menyarankan adanya perubahan kebijakan menyeluruh dalam hukum perikanan yang mengakui pengelolaan oleh masyarakat dalam perikanan.

 

Abstract

This article aims to analyze the provisions of national law in a community-based fisheries management (CBFM). The author uses analytical framework Kuemlangan and Teigenen in an article entitled: “An Overview Of Legal Issues And Broad Legislative Considerations For Community Based Fisheries Management.” There is no blueprint in creating a legal framework but the law will define the arrangements regarding CBFM. There is a need to conduct an assessment of the constitutionality of CBFM, for example related to the common property rights and decentralization of management authority. The author discovered a possible conflict based on Fisheries Act, Coastal and Small Island Act and Local Government Act in the management of marine resources. Villages as opportunities for establishing CBFM can apply four principles such as: security, exclusivity, permanence and flexibility. However, there are constraints in the integration of CBFM in the wider legal framework of fisheries. The author suggests a comprehensive legal reform in the fishery law to recognize community management with regard to fisheries.

Keywords

Pengelolaan Perikanan Berbasis Masyarakat Hukum Perikanan Desentralisasi Hak Milik Bersama Community Based Fisheries Management Fisheries Law Decentralized Common Property Pengelolaan Perikanan Berbasis Masyarakat Hukum Perikanan Desentralisasi Hak Milik Bersama Community Based Fisheries Management Fisheries Law Decentralized Common Property

Article Details

How to Cite
Hadiwinata, A. M. (2015). ANALISIS HUKUM TERHADAP PENGATURAN PENGELOLAAN PERIKANAN BERBASIS MASYARAKAT DI INDONESIA. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 2(1), 1–29. https://doi.org/10.38011/jhli.v2i1.18

References

  1. Andrew, Neil L. dan Evans, Louisa. “Approaches and Frameworks for Management and Research in Small-scale Fisheries” di dalam Small-scale Fisheries Management Frameworks and Approaches for the Developing World, diedit oleh Robert S. Pomeroy dan Neil L. Andrew. United Kingdom: CAB International, 2011.
  2. Bailey, C. dan C. Zerner. “Community-Based Fisheries Management Institutions in Indonesia.” MAST 5, No. 1 (1992): 1-17. Sumber: http://www.marecentre.nl/mast/documents/communitybasedfisheriesmanagementinstitutioninIndonesia.pdf.
  3. Capistrano, Robert Charles G. Reclaiming The Ancestral Waters Of Indigenous Peoples In The Philippines: The Tagbanua Experience With fishing Rights And Indigenous Rights. Nova Scotia: Saint Mary’s University, 2009.
  4. Charles, Anthony. “Rights-Based Fisheries Management: The Role of Use Rights in Managing Access and Harvesting” di dalam A fishery Manager’s Guidebook, Edisi Kedua, diedit oleh Kevern L. Cochrane dan Serge M. Garcia. Singapura: FAO dan Wiley-Blackwell, 2009.
  5. Food and Agriculture Organization. Law And Sustainable Development Since Rio – Legal Issues And Trends In Agriculture And Natural Resources Management. FAO Legislative Study 73 (2002). Sumber: http://www.fao.org/docrep/005/y3872e/y3872e00.HTM.
  6. Hersoug, Bjørn. “Fishing Rights To The Right People? Management Options In Crowded Small-Scale Fisheries”. 2011. Sumber: http://www.marecentre.nl/mast/documents/MAST10.2_Hersoug.pdf, diakses pada 7 Juni 2015.
  7. Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945, Amandemen Keempat. 2002.
  8. Indonesia. Undang-undang Pemerintahan Daerah. UU No. 23 Tahun 2014. LN No. 244 Tahun 2014. TLN No. 5587.
  9. Indonesia. Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. UU No. 27 Tahun 2007. LN No. 84 Tahun 2007. TLN 4739
  10. Indonesia. Undang-undang Penataan Ruang. UU No. 26 Tahun 2007. LN No. 68 Tahun 2007. TLN 4725.
  11. Indonesia. Undang-Undang Perubahan Atas Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. UU No. 1 Tahun 2014. LN No. 2 Tahun 2014. TLN 5490.
  12. Indonesia. Undang-undang Desa. UU No. 6 Tahun 2014. LN No. 7 Tahun 2014. TLN No. 5495
  13. Indonesia. Undang-Undang Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. UU No. 12 Tahun 2011. LN No. 82 Tahun 2012. TLN No. 5234.
  14. Indonesia. Undang-undang Perikanan. UU No. 31 Tahun 2004. LN No. 118 Tahun 2004. TLN No. 4433.
  15. Indonesia. Undang-Undang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. UU No. 45 Tahun 2009. LN. No. 154 Tahun 2009. TLN No. 5073.
  16. Kuemlangan, B. & Teigenem, H. “An Overview of Legal Issues and Broad Legislative Considerations for Community-Based Fisheries Management” di dalam Proceedings Of The Second International Symposium On The Management Of Large Rivers For Fisheries, Volume II, diedit oleh Robin L. Welkomme and T. Petr. Bangkok: RAP Publication, 2004.
  17. Kuemlangan, B. “Creating Legal Space For Community-Based Fisheries And Customary Marine Tenure In The Pacific: Issues And Opportunities.” Fish Code Review. No. 7 (2004).
  18. Mahkamah Konstitusi. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 3/PUU-VIII/2010 atas uji materiil UU No. 27 Tahun 2007. 2011.
  19. Menteri Kelautan dan Perikanan. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan di Wilayah Perikanan Negara RI dan Laporan Status Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) RI. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.45/MEN/2011.
  20. Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Usaha Tetap Penanaman Modal Di Bidang Kelautan Dan Perikanan Dalam Rangka Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER. 30/MEN/2009.
  21. Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan (Dekonsentrasi) Bidang Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2010 Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.08/MEN/2010.
  22. Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 18/PERMEN-KP/2014.
  23. Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan Di Bidang Penangkapan Ikan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.29/MEN/2012. Berita Negara No. 46 Tahun 2013.
  24. Mustafa, M. G. dan A.S. Halls. Impact of the Community-Based Fisheries Management on sustainable use of inland fisheries in Bangladesh. Sumber: http://pubs.iclarm.net/resource_centre/WF_778.pdf.
  25. Ostrom, Elinor. “Private and Common Property Rights” Sumber: http://encyclo.findlaw.com/2000book.pdf, diakses 5 Juni 2015.
  26. Pomeroy, R. S. Ed. Proceedings of the Workshop on Community Management and Common Property of Coastal Fisheries and Upland Resources in Asia and the Pacific: Concepts, Methods and Experiences. Manila: ICLARM (tanpa tahun).
  27. _____. Community-Based And Co-Management Institutions For Sustainable Coastal Fisheries Management In Southeast Asia. Sumber: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.202 .7560&rep=rep1&type=pdf., diakses pada 3 Juli 2015.
  28. Purvis, J. dan Sobo, F. “Information Aspects Of Community Participation In Fisheries. Dalam: S. Heck, C. T. Kirema-Mukasa, B. Nyandat and J. P. Owino” dalam The International Workshop on Community Participation in Fisheries Management on Lake Victoria: BMU Development on Lake Victoria, Juli 2004.
  29. Pusat Data, Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2014. Rennisca Ray Damanti dan Mareta Nirmalanti (Ed.). Jakarta: Pusat Data, Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014. Sumber: http://statistik.kkp.go.id/index.php/arsip/c/90/Kelautan-dan-Perikanan-Dalam-Angka-Tahun-2014/?category_id=3. diakses pada 7 Juli 2015
  30. Rahmadi, Takdir. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
  31. Satria, Arif dan Matsuda, Yoshiaki. Decentralization of Fsheries Management In Indonesia. 2004. Sumber: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308597X03001362, diakses pada 5 Juli 2015.
  32. Soliman, Adam. “Achieving Sustainability Through Community Based Fisheries Management Schemes: Legal and Constitutional Analysis.” Georgetown International Environmental Law Review, Volume 26, Issue 3 (2014).
  33. Wulansari, Eka Martiana. Penegakan Hukum di Laut Dengan Sistem Single Agency Multy Tasks. Sumber: http://rechtsvinding.bphn.go.id/ jurnal_online/PENEGAKAN%20HUKUM%20DI%20LAUT%20DENGAN%20SISTEM%20SINGLE%20AGENCY%20MULTY%20TASKS.pdf, diakses pada 5 Juli 2015.